Selasa, 12 Mei 2009

Jimatku Jimatmu (2)


Jimatku-jimatmu bukanlah wafaq,
yang disimpan di dompet atau di atas pintu rumah.
Jimatku-jimatmu bukanlah kitab suci kecil,
yang dikalungkan di dada, tabu di bawa ke kamar kecil .
Jimatku, jimatmu bukanlah keris lekuk satu lekuk seribu,
yang mesti dimandikan setiap bulan sura
Jimatku-jimatmu bukanlah susuk,
yang ditaruh di betis, pantat, mata atau di buah dada.

Jimatku-jimatmu bukanlah batu cincin
dari gua terdalam di dunia atau gunung tertinggi di jagad.
Jimatku-jimatmu bukanlah mobil mahal model mutakhir
yang menjadikan mata melotot tidak ikhlas bila diserempet angkot atau bajaj.
Jimatku-jimatmu bukanlah satpam, lambang kekuasaan simbol keberadaan,
yang mencekal orang yang tak terdaftar-tak dikenal masuk ke halaman.
Jimatku-jimatmu bukanlah relasi orang penting
yang mencepatbereskan semua urusan yang lambat bila lewat prosedur normal,
Jimatku-jimatmu bukanlah kepintaran membuat komputer super canggih,
menerobos langit, menembus bumi, menyelami lautan terdalam,
atau merekayasa makhluk hidup,
Bukan itu.

Jimatku-jimatmu adalah menjembatani mas doktor, mbak master, tukang insinyur,
neng dokter, usahawan yang bisnisnya tidak karuan saking banyaknya,
birokrat, profesional tua dan muda
dengan
yang masih melongo bodoh, melempem tak bermotivasi,
yang masih mudah terseret arus kehidupan
yang masih merana bahkan meradang meriang karena kemiskinan, kefakiran, ketidakberdayaan`

Dan jimatku-jimatmu adalah berbuat baik,
berbuat kasih untuk ibu-bapak, karib kerabat, tetangga jauh tetangga dekat,
teman sejawat, orang yang sedang dalam perjalanan,
anak tak berbapak, anak tak beribu.

Dan jimatku-jimatmu itu tidak selalu harus menunggu waktu lapang,
tidak selalu perlu konsep besar, wajah sangar, muka garang
atau protes di depan parlemen

Dan jimatku-jimatmu itu tak usah jauh-jauh mencari-cari
atau payah-payah pesan lewat tivi media, kinipun bisa,
asal aku, asal kamu
tidak sekadar tahu dan mau
namun detik ini pula,
mau melangkah nyata bukan untuk melamun semata
biarpun itu baru sedikit, sebentar ataupun sederhana.

Dan itulah jimatku-jimatmu,
karena tidak mendustakan,
tidak menyia-nyiakan kehadiran diri di muka bumi.
Dan itulah jimatku-jimatmu,
jimat selamat jimat sejahtera di sepanjang masa di mana saja

Sastrawan Batangan, Mei 2009