Rabu, 04 Maret 2009

Kong Kali Kong


Tak ada yang tak mau maju apalagi merugi,
tak ada yang bisa maju sendiri
apalagi mau mengkonyolkan dirinya sendiri,
maka berkongkalikong
dengan kawan sejawat, atasan, bawahan,
bahkan kalau bisa dengan orang-orang yang dekat dengan mereka,
dengan selalu bermusyawarah, berencana
dan bertindak nyata untuk mencapai cita-cita,
itu baik,
itu perlu,
bahkan
itu harus.

Tak ada yang mau rumahnya dimasuki maling,
tak ada yang ingin urusan administrasi kependudukannya tak beres,
tak ada yang ingin keluarganya diacuhi lingkungan tempat tinggalnya,
tak ada yang ingin didenda dan dipenjara,
maka berkongkalikong
dengan tetangga, ketua rt, ketua rw, pak lurah, bahkan kalau bisa dengan presiden,
dengan selalu bersedekah, membayar pajak dan ikut rapat antara tetangga,
dengan selalu memperhatikan kesusahan dan kesenangan tetangga untuk mencapai hidup sentosa,
itu baik,
itu perlu,
bahkan
itu harus.

Tak ada yang ingin di hari tua kelak tak bahagia,
Tak ada yang ingin di haritua tak senang,
Maka berkongkalikong
Dengan isteri, anak, bahkan cucu dan cicit sekalian, dengan selalu bertiundak dan bertutur santun,
Itu baik, itu perlu, dan bahkan itu harus.

Maka ketika
bagian pengadaan karena ia diberi komisi,
pemberi izin karena ia diberi perempuan molek,
penuntut karena ia diberi suap,
juri karena ia diberi duit,
pelaksana ketertiban karena ia diberi amplop,
dan
masih banyak lagi,
berkongkalikong
dengan pemasok, pemohon izin, tertuntut, terdakwa, pelanggar ketertiban,
hanya untuk kenikmatan sekilas,
itu jelek,
itu
tidak perlu
dan
itu jangan.

Maka kongkalikong itu,
menjadi harus karena ia baik,
menjadi jangan karena ia jelek.
Dan
harus atau jangan itu hanya dapat diperoleh
ketika terjadi kongkalikong
antara
petunjuk hidup dan akal yang seringkali binal.

SastrawanBatangan
Jumat 23/02/1996/00.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar