Senin, 09 November 2009

Balada Rumit Si Sandal Jepit



Hidup sering dikatakan rumit,
sepatu saja pakai tali,
makan saja pakai sendok,
pakaian saja tidak cukup cawat, tidak cukup kaos dalam,
bajupun perlu lebih dari satu kancing,
dasi pun kalau dipakai, perlu diikat mencekik leher,
mau pergi ke manca, mesti mengantongi paspor,
mau nikah, mesti sedia duwit,
mau apa saja, mesti memakai ini, memakai itu,
ingin apa saja, tergantung itu, tergantung ini,
padahal kalau membayangkan Adam hidup,
whalaahhh, sederhana saja,

Maka ketika ada yang ingin hidup tidak rumit-rumit,
ke mana-mana jalan kaki,
ke mana-mana pakai sandal jepit,
tetapi wahahaha, dia dicekal satpam,
tidak boleh masuk gedung perkantoran, .
karena tidak membekal KTP,
padahal hanya mau numpang buang hajad sebentar.
Wahahaha, terpaksalah ke pinggir kali,
yang untung saja ada di samping gedung kantor itu.

Maka selepas merenung selama buang hajad,
di pinggir kali itu,
ia pun lantas tersenyum
karena di benaknya ada jawaban,
ternyata hidup menjadi lebih rumit,
kalau melanggar kemapanan,
kalau tidak menuruti kebiasaan,
kalau tidak mengikuti aturan,
walaupun itu sering mahal,
walaupun itu tidak selalu benar,
”ya sudah”, kata dia,
”yang benar belum tentu baik,
yang baik belum tentu benar”,
” ikuti yang benar, ikuti yang baik”.
Katanya,
dan dia pun lalu tertidur pulas,
puas karena telah menemukan formula hidup tidak rumit,
namun lupa kalau tertidur di pinggir kali.

Sastrawan Batangan, 9 November 2009
http://www.sastrawanbatangan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar