Kamis, 19 November 2009

Sepucuk Keris Tua Dari Jawa


Sepucuk keris tua dari Jawa,
berjuluk ki Rumeksa,
milik turunan entah ke berapa dari raja dahulu kala,
tersimpan wangi
dalam warangka di almari berkaca.

Ketika suatu kali ditarik keluar dari warangka
untuk dicuci,
ki Rumeksa meminta pensiun kepada pemiliknya,
karena sudah uzur dimakan umur,
namun pemiliknya berkata :
“Janganlah begitu ki Rumeksa,
engkau masih diperlukan kapan saja”

Ki Rumeksa sedih,
memang betul ia masih diperlukan,
kapan saja,
selagi pemiliknya percaya kalau dia ada tuahnya,
untuk menjadikan pamor wibawa
hinggap di diri pemiliknya,
walau Ki Rumeksa tidak membenarkan,
karena akan menyekutukan Yang Maha Kuasa.

Namun Ki Rumeksa menjadi girang,
saat dimasukkan kembali ke warangka,
karena pemiliknya berkata :
“Janganlah sedih ki Rumeksa,
tak lagi kuharap tuahmu,
kuperlukan sebatas pajangan
untuk pemanis mata saja”

Ki Rumeksa dalam warangka,
sisa-sisa budaya tuah masa lalu,
kini kembali tersimpan rapi,
dalam lemari wangi berkaca,
milik manusia Indonesia keturunan Jawa,
yang pernah sekolah di Amerika.

Sastrawan Batangan, 3 November 1996/19 November 2009
http://www.sastrawanbatangan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar