Senin, 16 November 2009

Berlomba Menuju Bencana

Seperti semut mendatangi gula,
seperti itulah orang berlomba menanami lembah-lembah sungai yang subur;
seperti kumbang mendatangi bunga,
seperti itulah orang berlomba mencari kesejukan lereng–lereng gunung yang indah;
seperti lalat memburu buah mangga,
seperti itulah orang berlomba memburu rezeki di pesisir-pesisir pantai yang makmur;
seperti tikus menyerbu dapur,
seperti itulah orang berlomba menjangkungkan gedung –gedung di kota yang tanahnya mahal,
tanpa sadar sebagian besar telah menghampiri bencana,
tanpa sadar pula sebagian besar terseret arus persengketaan semakin padatnya manusia,
dan baru sadar,
ketika banjir bandang benar-benar memporakporandakan sawah-ladang,
ketika longsor sungguh-sungguh menimbun vila-vila lereng gunung ,
ketika tsunami benar-benar menerjang pusat-pusat rezeki sepanjang pesisir,
ketika gempa sungguh-sungguh menjungkirkan gedung-gedung di kota yang padat.
Padahal sudah dijelaskanNya,
bencana telah ditulis sebelum bumi dicipta,
semua mendatangi neraka dan diselamatkanlah siapa saja yang bertakwa.

Dan ketika bencana telah lewat,
kembalilah sisanya melanjutkan lomba
menanami lembah-lembah sungai yang subur,
mencari kesejukan lereng–lereng gunung yang indah
memburu rezeki di pesisir-pesisir pantai yang makmur
menjangkungkan gedung –gedung di kota yang tanahnya mahal
untuk kemudian akhirnya,
mengulangi sejarah yang sama.

Diilhami oleh QS 11:61, 57:22, 19:71-72
Sastrawan Batangan, 15 November 2009

http://www.sastrawanbatangan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar