Rabu, 21 Oktober 2009

Daripada Negeri Ini Merekam Detak Jantungmu


Jika engkau diangkat,
wahai saudaraku pemimpin negeri ini,
engkau adalah yang terpilih,
sebagai peserta ujian kepemimpinan,
dengan tumpukan soal kelanjutan masa lalu.


Kalaupun engkau berjalan tegar lancar
ataupun terseok terpincang-pincang
selama masa - masa ujianmu,
wahai saudaraku pemimpin negeri ini,
tidak lain tidak bukan adalah interaksi dari
yang tidak suka kamu, yang menjilat kamu,
yang loyal padamu, yang menunggu hasilmu
dan dari bersih atau masih kotornya catatan dirimu,

Karena negeri ini memang unik,
yang kotor bisa menjadi bersih
yang bersih bisa menjadi kotor,
maka kalau mau selamat sampai akhir ujian,
wahai saudaraku pemimpin negeri ini
bersiaplah untuk terus maju
jika interaksi itu kondusif bagimu,
apalagi jika bersihmu lebih terlihat daripada kotormu.
Bersiaplah pula untuk lengser
jika interaksi itu tidak kondusif bagimu,
apalagi jika kotormu lebih terlihat daripada bersihmu,
daripada rakyat menghujat lalu menyakiti anak turunmu
daripada jantungmu berdetak kencang lalu keluarga kehilangan dirimu
daripada sejarah negeri ini makin banyak catatan buram tentangmu

Karena negeri ini negeri berakyat pemaaf,
yang bisa memaafkan,
siapa saja yang jantan maupun betina yang minta maaf,
maka mohonlah maaf
jika engkau tidak sampai di batas akhir ujianmu
karena rakyat telah berpeluh keringat
membiayai masa-masa ujianmu
dan yakinlah mereka akan memaafkanmu
lalu melupakanmu,
karena negeri ini juga berisi banyak pelupa sejarah
Dan maafkanlah serta lupakanlah pula,
yang tidak suka kamu, yang menjilat kamu,
yang loyal padamu, yang menunggu hasilmu
dan aku yang mengingatkanmu.

Sastrawan Batangan, 22 Oktober 2009
Di hari SBY melantik menteri-menteri kabinetnya

http://www.sastrawanbatangan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar