Jumat, 16 Oktober 2009

Sanghyang Siksakandang Karesian (2)


Terima kasih buat Prabu Wastu Kancana,
yang memerintah negeri Sunda-Galuh 1371-1475 M,
yang namanya terpahat di mana-mana namun banyak yang tidak tahu siapa kamu
yang tidak mau enak-enakan menjadi raja,

yang tidak mau sekadar duduk di atas singasana,
yang tidak malas dan lupa menulis buat anak cucunya,
dan karena itu semua, terpahatlah pesanmu “Sanghyang Siksakandang Karesian” :

“Teguhkeun, pageuhkeun sahinga ning tuhu, pepet byakta warta manah, mana kreta na bwana, mana hayu ikang jagat kena twah ning janma kapahayu.
Kite keh, sang pandita pageuh di kapanditaanna, kreta; sang wiku pageuh di kawikuanna, kreta; sang manguyu pageuh di kamanguyuanna, kreta; sang paliken pageuh di kapalikenna, kreta; sang ameng pageuh di kaamenganna, kreta; sang wasi pageuh di kawasianna, kreta; sang ebon pageuh di kaebonna, kreta; maka nguni sang walka pageuh di kawalkaanna, kreta; sang wong tani pageuh di katanianna, kreta; sang euwah pageuh di kaeuwahanna, kreta; sang gusti pageuh di kagustianna, kreta; sang mantri pageuh di kamantrianna, kreta; sang masang pageuh di kamasanganna, kreta; sang bujangga pageuh di kabujanggaanna, kreta; sang tarahan pageuh di katarahanna, kreta; sang disi pageuh di kadisianna, kreta; sang rama pageuh di karamaanna, kreta; sang prebu pageuh di kaprebuaanna, kreta.
Nguni sang pandita kalawan sang dawara tu pageuh ngretakeun ing bwana, nya mana kreta lor kidul kulon weta sakasangga dening pretiwi sakakurung dening akasa pahi manghurip ikang sarwo janma kabeh”.

(Teguhkan, kukuhkan batas-batas kebenaran,
penuhkan kenyataan niat baik dalam jiwa, maka akan sejahteralah dunia,
maka akan sentosalah jagat ini sebab perbuatan manusia yang penuh kebajikan.
Demikian hendaknya,
bila pendita teguh dalam tugasnya sebagai pendeta, akan sejahtera;
bila wiku teguh dalam tugasnya sebagai wiku, akan sejahtera;
bila manguyu teguh dalam tugasnya sebagai ahli gamelan, akan sejahtera;
bila paliken teguh dalam tugasnya sebagai ahli seni rupa, akan sejahtera;
bila ameng teguh dalam tugasnya sebagai pelayan biara, akan sejahtera;
bila wasi teguh dalam tugasnya sebagai santi, akan sejahtera;
bila ebon teguh dalam tugasnya sebagai biarawati, akan sejahtera;
bila walka teguh dalam tugasnya sebagai pertapa yang berpakaian kulit kayu, akan sejahtera; bila petani teguh dalam tugasnya sebagai petani, akan sejahtera;
bila euwah teguh dalam tugasnya sebagai penunggu ladang, akan sejahtera;
bila gusti teguh dalam tugasnya sebagai pemilik tanah, akan sejahtera;
bila menteri teguh dalam tugasnya sebagai menteri, akan sejahtera;
bila masang teguh dalam tugasnya sebagai pemasang jerat, akan sejahtera;
bila bujangga teguh dalam tugasnya sebagai ahli pustaka, akan sejahtera;
bila tarahan teguh dalam tugasnya sebagai penambang penyeberangan, akan sejahtera;
bila disi teguh dalam tugasnya sebagai ahli obat dan peramal, akan sejahtera;
bila rama teguh dalam tugasnya sebagai pengasuh rakyat, akan sejahtera;
bila raja teguh dalam tugasnya sebagai penguasa, akan sejahtera;
Demikian seharusnya,
pendeta dan raja harus teguh membina kesejahteraan di dunia,
maka akan sejahteralah di utara selatan barat dan timur,
di seluruh hamparan bumi dan seluruh naungan langit,
sempurnalah kehidupan seluruh umat manusia).

Terima kasih buat Prabu Wastu Kancana,
yang lahir 1348 M,
karena “Sanghyang Siksakandang Karesian”mu itu terbukti nyata,
bahwa mana mungkin negeri sentosa,
jika sebagian besar masyarakat tidak malu-malu dan masa bodoh
menukar komitmen profesinya dengan harta, tahta dan wanita.

Maret 2009
Sastrawan Batangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar