Rabu, 14 Oktober 2009

Komat Kamit Pamit


Di perempatan jalan ketika matahari menyundul langit,
sembari menyapa dan berkomat-kamit
sembari sesekali meninggikan tumit,
meminta yang lewat memberi duwit,
lalu kalau dapat, walau sedikit,
ditengadahkanlah kepala ke atas, terima kasih kepada raja bumi dan langit,
Namun tak lebih dari semenit,
tak sempat berkelit,
tubuhnya terbang melejit,
diseruduk motor yang kencang seperti demit,
terjerembab, menggelepar sebentar tak lebih dari semenit,
lalu nyawanya terbang tanpa pamit.
Oh Pencipta Jagad, oh Pencipta Semesta,
kau jadikan jiwa siapa saja kembali padaMu tanpa duwit
lalu mengapa pelit ?

Sastrawan Batangan, 4 Oktober 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar