Sabtu, 17 Oktober 2009

Di Menit-Menit Mata Terbuka


Sengaja atau tidak,
sadar atau tidak,
terpaksa atau tidak,
pakai asmaNya atau tidak,

entah berapa
semut, nyamuk, kecoa, tikus, ayam, kambing,
sapi, ikan, burung dan masih banyak lagi
tiap hari nyawanya melayang
entah diinjak, ditepuk, diburu, ditembak, dipancing, disate,
dipanggang, digoreng, dibakar
oleh tangan, oleh kaki
milikku milikmu
dan atau oleh tangan dan kaki orang lain
untuk memenuhi hajadku, hajadmu

Sengaja atau tidak,
sadar atau tidak,
terpaksa atau tidak,
pakai asmaNya atau tidak,
entah berapa
hamba sahaya, bawahan, tetangga, teman, keluarga,
saudara dan masih banyak lagi
tiap hari tersakiti,
entah dimarahi, diomongi, dihina, disombongi, dikurangi haknya dan entah diapakan lagi
oleh ulahku, oleh ulahmu
dan atau oleh ulah orang lain
untukku, untukmu

Untung Sang Pencipta Nyawa,
tak langsung minta nyawa dibalas nyawa,
tak langsung minta menyakiti dibalas disakiti
sehingga Dia tidak mencipta raksasa
untuk menginjak, menepuk, memburu, menembak, memancing, menyate,
memanggang, menggoreng, membakar,
menyakiti, menyinggung, memarginalkan, dan menganiaya,
dirimu, diriku.

Dia hanya sekali-kali
Dia hanya sedikit-sedikit
menggoyangkan bumi,
menggelontorkan banjir,
meniupkan topan,
menyengatkan petir
membatuk-batukkan gunung api
menyiramkan tsunami,
memanjangkan musim kering,
mendatangkan orang marah, orang sombong, orang yang mengurangi hak orang

Saat kebebalan telah bisa dibongkar,
tidak ada yang lain selain memohon tobat untuk tidak kumat
karena di menit-menit matamu, di detik-detik mataku, terbuka,
sengaja atau tidak,
sadar atau tidak,
terpaksa atau tidak,
pakai asmaNya atau tidak,
entah berapa nyawa melayang terbang, entah berapa jiwa tersakiti.
olehmu, olehku
dan atau
oleh orang lain
untukmu, untukku

Sastrawan Batangan, 18 Oktober 2009

http://www.sastrawanbatangan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar