Rabu, 14 Oktober 2009

Lagu Jazz Tentang Hidup (2) :


Hidup bagi pengamen adalah saat uang receh diulurkan ke tangannya,
hidup bagi maniak bola adalah saat nonton Argentina versus Italia,
hidup bagi pemulung adalah saat bertemu barang berharga di bak sampah,

hidup bagi penikmat kuliner adalah saat makan kegemaran di resto kesukaan,
hidup bagi mahasiswa pas-pasan adalah datangnya kiriman uang akhir bulan
hidup adalah gelak tawa, lirik mesum, goyang pantat bagi yang suka itu,
hidup adalah mengkaji hidup, agama, ilmu, dan teknologi bagi yang suka itu,
dan
hidup memang terkadang
seperti si anak sapi rebutan pentil biangnya,
seperti si kuda jantan melirik si betina di sebelahnya,
seperti si babi memakan kotoran tanpa tengok kiri-kanan.
dan
hiduppun terkadang linglung, terkadang bingung,
ketika tanggal tua bagi orang yang bergaji pas-pasan,
ketika duwit dari kampung tak kunjung datang bagi mahasiswa,
ketika sang bapak kepergok dengan si madu gelapnya
ketika tokoh berpangkat tertangkap dituduh manipulasi.

Dan memang hidup
seperti grafik statistik,
naik turun, sedih susah, tertawa menangis
dan
karena itulah hidup sering didendangkan
lewat lagu, lewat tembang, lewat gitar, lewat gamelan,
lewat dangdut, lewat kroncong,
lewat apa saja yang bikin sang rasa tersentuh.

Dan hidup menurut Quran, Injil, Zabur, Taurat, Weda dan kitab sakral lainnya,
bermula ketika janin keluar dari rahim ibunda tercintanya,
yang tak pernah bercita-cita,
anaknya rusak, biadab, linglung dan bingung.

Sastrawan Batangan;
Darmaga, Bogor November 1978/Cibinong, 4 Oktober 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar