Rabu, 14 Oktober 2009

Sederet Baju Kumal Di Tali Jemuran


Sederet baju kumal di tali jemuran,
milik para kuli,
yang terayun-ayun disapa angin siang,

di lorong gedung jangkung yang masih belum selesai dibangun,
mengingatkan pada perjuangan para kuli,
yang namanya tak pernah tertulis di prasasti peresmian bangunan.

Sederet baju kumal di tali jemuran,
milik para kuli,
yang terayun-ayun disapa angin siang,
mengingatkan pula pada isteri dan anaknya yang tinggal di pedesaan,
yang sedang menunggu kepulangan sang kuli,
membawa upah kerja bangunan.

Sederet baju kumal di tali jemuran,
milik para kuli,
yang terayun-ayun disapa angin siang,
mengingatkan pula kepada sang kuli,
yang pulang kembali ke desanya
dengan badan tanpa nyawa,
tertimpa runtuhan bangunan,
yang baru separo mereka selesaikan

Sederet baju kumal di tali jemuran,
milik para kuli,
yang terayun-ayun disapa angin siang,
mengingatkan pula kepada perjuangan sang kuli,
yang sering diupah hanya sekadar umr
tapi diharapkan membuat bangunan,
yang kokoh kuat, tak runtuh oleh angin dan gempa

Sederet baju kumal di tali jemuran,
milik para kuli,
yang terayun-ayun disapa angin siang,
mengingatkan pula pada perilaku kebanyakan manusia,
yang sering banyak mengharap dan menuntut
tetapi hanya mau memberi sedikit

Sastrawan Batangan, Jakarta 1 November 1996/ 6 Oktober 2009

http://www.sastrawanbatangan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar